Jumat, 28 Mei 2010

Tarian Korea

Tarian Korea (한국 무용; Hanguk Muyong) adalah bentuk seni tari yang berasal dari kebudayaan masyarakat Korea. Tarian tradisional Korea dibedakan menjadi 2 buah kategori, yakni tarian istana dan tarian rakyat.
Tarian istana (궁중무용; Gungjung Muyong) dinamakan juga Jeongjae (呈才) yang bermakna pertunjukkan bakat. Jeongjae adalah jenis tarian yang dipentaskan di istana pada zaman dahulu pada saat diselenggarakannya pesta atau festival di istana. Jeongjae berciri khas gerakan-gerakan yang amat lembut dan lemah gemulai serta diiringi musik istana.
Tarian rakyat (민속무용; Minsok muyong) adalah tarian yang dipentaskan oleh rakyat memiliki bentuk yang lebih bervariasi dan dinamis. Tarian rakyat umumnya diiringi musik yang lebih cepat dan dinamis.

Hansam Chum 'tari sapu tangan' merupakan salah satu tarian istana. tarian ini menggunakan properti sapu tangan panjang untuk menutupi tangan. tarian ini memiliki tempo yang lambat dan di gerakkan dengan lemah gemulai. 
inilah para penari hansam chum yang bernama Narae Thim. Saya juga termasuk didalamnya, kami adalah kumpulan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada prodi Bahasa Korea.

ini merupakan hansam chum kontemporer, karena ditambah dua tangkai bunga sebagai properti tambahan.



Sedangkan buchae chum 'tari kipas' merupakan salah satu contoh tarian rakyat Korea. Tarian ini menggunakan dua buah kipas besar sebagai propertinya. Tarian ini  lebih kenal oleh masyarakat korea, karena merupakan tarian rakyat yang banyak dipertunjukan.


Kamis, 27 Mei 2010

Warna-Warni Traffic Light

Hampir setiap hari saya melewati lampu merah. Ternyata setelah saya amati di sekitar lampu merah banyak kejadian yang unik. Ada pengemis dan pengamen di setiap lampu merah. Tapi jenis pengamen atau pengemis di setiap lampu merah itu berbeda-beda. Yang paling unik yang pernah saya temukan misalnya, di lampu merah ringroad utara, disana ada pengamen yang terdiri dari sekelompok orang memakai pakaian tari tradisional dan berdandan ala penari pada umumnya. Mereka juga membawa alat musik tradisional gamelan. Pada saat lampu merah menyala, mereka memulai aksinya dengan menari-nari di depan kendaraan-kendaraan yang berhenti pada saat itu. Itu merupakan suatu keunikan tersendiri yang hanya saya temukan di Yogyakarta. Berbeda dengan pengamen di lampu merah plengkung di daerah alun-alun selatan. Disana ada sekelompok anak muda berpenampilan rapih dan membawa alat band lengkap dengan drum kecilnya. Pada saat lampu merah menyala, mereka memulai bernyanyi seakan-akan sedang di panggung konser. Itu sangat menarik bagi saya.
            Saya selain mengamati kejadian di sekitar lampu merah, saya juga mengamati prilaku pengendaranya. Seperti pada saat lampu merah menyala semua kendaraan berhenti, ketika lampu hijau menyala terdengarlah suara klakson-klakson kendaraan yang tidak sabar untuk segera berjalan. Padahal tanpa perlu membunyikan klakson pun kendaraan di depannya pasti akan berjalan. Ada juga pada saat kendaraan berhenti karena lampu merah menyala, beberapa pengendara sepeda motor biasanya bercermin di kaca mobil yang berhenti disebelahnya. Saya juga terkadang melakukannya. Ada lagi yang lebih unik yaitu, pada saat lampu merah menyala biasanya ada saja pengendara sepeda motor yang berhenti di bawah pohon atau di tempat yang sedikit teduh. Sepertinya mereka takut matahari. Padahal itu bisa saja mengganggu pengendara lain yang berjalan di belakangnya. Itulah kejadian-kejadian yang kerap saya temukan di lampu merah. Kejadian yang sangat menarik dan lucu bagi saya.

Si Coklat Manis



            Kalau kebetulan kita sedang jalan-jalan ke Yogyakarta, kurang lengkap rasanya kalau tidak menikmati “gudeg”, makanan khas kota Yogyakarta ini. Makanan ini sebenarnya nangka muda yang dimasak dengan santan dan di bumbui dengan kluwek. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.

            Di Yogyakarta ada dua macam gudeg yang dijajakan, yakni gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah hanya tahan sekitar sehari, sedangkan gudeg kering tahan disimpan hingga lima hari. Jika Anda penggemar gudeg kering, jangan lewatkan Gudeg Yu Djum yang sudah sangat populer itu. Warung ini berada di gang kecil mbarek no. 6 jalan kaliurang km 5, jam 5 pagi sudah buka, bagi yang suka sarapan. Warung dengan kapasitas tamu yang tidak terlalu banyak ini cukup diminati karena rasanya yang masih orisinal dan dimasak dengan arang. Kalau soal rasa tidak perlu dipertanyakan lagi, uenaknya pooll banget apalagi ditambah dengan tahu dan tempe bacem, semakin sempurna kelezatannya.

           Menu standar untuk gudeg adalah gudeg plus krecek. Bisa juga ditambah dengan ayam yang dijual per bagian dan telur yang telah dimasak pindang. Bisa juga Anda memilih ayam yang disuwir-suwir. Rasa Gudeg Yu Djum benar-benar legit, tapi rasa manisnya tidak membuat eneg. Ayamnya juga "nagih" karena dagingnya benar-benar empuk. Untuk harga sangat bervariasi, seporsi nasi gudeg + telur bisa kita dapatkan dengan harga Rp 5.000, sedangkan untuk satu porsi nasi gudeg lengkap (gudeg+krecek+ati ampela+telur+ayam+tahu+tempe) bisa kita santap dengan harga Rp 25.000.

Mengenal Budaya Makan di Korea

Dewasa ini perkembangan mengenai dunia perkoreaan sangat pesat sekali. Baik dalam hal musik, seni tari, film, fashion, dan lain sebagainya. Tidak ketinggalan pula dalam hal makanan. Makanan Korea sekarang ini sudah sangat mendunia. Hampir bisa dipastikan bahwa tidak ada orang yang tidak suka makanan Korea. Karena cita rasa yang unik dan bumbu-bumbu yang jarang kita temukan yang membuat makanan Korea sangat berbeda di lidah kita.

 Ada satu makanan khas Korea yang memiliki suatu arti yang tidak dimiliki oleh makanan lainnya. Makanan ini disebut kimchi. Di setiap session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap. Berbeda dengan makanan Indonesia, Indonesia memiliki beraneka ragam makanan khas di setiap daerah. Sehingga Indonesia tidak memiliki makanan khas yang seperti dimiliki oleh Korea. Karena Indonesia memiliki makanan khas yang berbeda-beda disetiap daerahnya.

 Namun ada juga persamaan antara Korea dan Indonesia, yaitu tata cara makannya. Yang akan dilihat disini khususnya adalah tata cara makan orang Korea dan orang Jawa, begitu juga dengan jenis-jenis makanannya. Dengan begitu kita akan mengetahui persamaan dan perbedaan budaya makan Korea dengan budaya makan Indonesia khususnya Jawa. Juga mengetahui betapa pentingnya kimchi bagi masyarakat Korea dan mengenal budaya Korea itu sendiri melalui makanan.

Makanan Korea yang paling terkenal adalah kimchi, sejenis sayuran yang diacar. Di dalamnya biasa terdapat kubis, lobak, ketimun, cabai dengan rasa relatif pedas.
Para peneliti telah mendokumentasikan lebih dari 170 jenis makanan Korea. Akan tetapi yang paling umum dan disantap dengan nasi adalah kimchi yang di Tanah Air mirip-mirip asinan bogor atau rujak cuka bandung.
Semua hidangan disajikan dalam satu meja, tapi etiket orang Korea tidak mengharuskan makan dengan urutan tertentu. Selain itu yang paling utama adalah jumlah hidangan. Berdasarkan tradisi, jumlah hidangan menandakan posisi keluarga itu dan tamunya.

Pada zaman Busan masih berbentuk kerajaan, ada lima jenis makanan sehari-hari. Cuma raja saja yang boleh menikmati 12 menu hidangan. Kelas yangban (aristokrat) berhak atas tujuh sampai sembilan macam menu. Rakyat jelata dibatasi tiga hingga lima macam saja.
Dapat dibayangkan biaya sehari-hari anggota kerajaan untuk urusan dapur. Mereka menikmati hidangan yang begitu lengkap. Kini, kebiasaan menyediakan makanan secara lengkap mudah ditemui di Korea. Malah hidangan sederhana seperti mi pun memerlukan sejumlah pelengkap untuk menambah rasa.

 Perilaku tidak sopan saat makan:

* Menghembuskan napas dari hidung ke meja,
* Mendahului makan sebelum orang tertua,
* Mendirikan sumpit atau sendok ke atas, karena melambangkan dupa yang dibakar saat upacara kematian,
* Menancapkan makanan dengan sumpit dan mengambil makanan dengan tangan (ada makanan yang boleh diambil dengan jari tangan, namun banchan tidak diperbolehkan),
* Menggunakan sumpit dan sendok pada saat bersamaan (hanya boleh dengan satu tangan),
* Menggunakan sumpit atau sendok dengan tangan kiri,
* Membuat suara berisik saat mengunyah makanan atau memukul mangkuk dengan alat makan,
* Mengaduk-aduk nasi atau sup dengan sendok/sumpit,
* Mengaduk-aduk lauk pauk dengan sendok/sumpit,
* Menyelesaikan makan terlalu cepat atau terlalu lambat,
* Minum minuman menghadap ke orang tua (Ini sangat tidak sopan, seseorang harus memutar posisi ke arah lain/sebelahnya)
* Menerima minuman dari orang tua dan dihormati dengan kedua tangan, seharusnya tangan kiri diletakkan ke dada dan tangan kanan memegang tempat minum/cawan saat minuman dituangkan.
* Dalam situasi informal, peraturan-peraturan ini kurang begitu penting. Dalam acara makan keluarga, anak-anak diajari oleh orang tua tentang cara dan etiket makan tradisional.
* Berbicara saat mengunyah makanan tidak apa-apa, selama mulut tidak dibuka. Adalah tidak sopan saat makan berbicara dengan mulut terbuka.

Dengan mengetahui beberapa hal diatas maka kita dapat menjaga sikap kita apabila sedang berhadapan langsung dengan orang Korea. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara kedua pihak nantinya. Dan kita juga bisa mengenal budaya mereka lebih dalam lagi.

Senin, 24 Mei 2010

Hallooo.....

halohalohaaaa.... ini merupakan blog pertama saya.. "akhirnya saya punya blog jg" :DD
awalnya saya sm skali ga ada niatan buat bikin blog. lebih tepatnya tidak tertarik sama sekali. karena jujur aja, sy ga bgitu suka nulis. lbh enk nyerocos.... hahaha..
tapi gara-gara ada tugas kuliah dsuruh bkin blog,, jadi ya saya coba aja...
tapi yg buat tgs kuliah jelas bukan yang ini...
ini blog pribadi pastinya... ^.^

huuffttt... semoga aja saya bs tertarik dalam hal tulis-menulis dgn adanya blog ini.
AMIIIINNNN......